2.064 Warga Kalimantan Barat Jadi Korban Gigitan Hewan Rabies
lifestyle.okezone.com…
lifestyle.okezone.com
- Home
- Lifestyle
- Health
PONTIANAK- Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat mengakui sebanyak 2.064 orang menjadi korban gigitan hewan penular rabies yang terdata dan dari jumlah yang menjadi korban tersebut yang berhasil divaksin sebanyak 1.875 orang .
âSementara korban meninggal dunia hingga saat ini sebanyak 24 jiwa, dengan hasil uji laboratorium sebanyak 41 orang positif rabies,â ungkap Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa kepada wartawan, Rabu (13/12/2017).
BERITA TERKAIT +- Konflik Manusia dan Gajah Masif Terjadi di Riau, Begini Tim Dokter Selamatkan Gajah yang Terluka
- 3 Hewan Endemik Ditemukan di Pegunungan Bantaeng
- Lebih Dekat dengan Erin, Anak Gajah yang Belalainya Terpotong Akibat Dijerat Pemburu
Akibat dari banyaknya korban gigitan hewan rabies tersebut, Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan juga mencurigai satu ekor anjing di Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang positif rabies meski saat ini anjing telah dieliminasi.
Menurut Manaf cara paling efektif untuk menekan kasus gigitan hewan penular rabies adalah dengan melakukan vaksinasi. Dan itu dilakukan pada hewan yang dianggap penular rabies. di Kalimantan Barat, HPR itu adalah disebabkan oleh anjing. âJadi kuncinya adalah vaksinasi,â kata Manaf.
Selain itu keterlibatan masyarakat juga sangat dihara pkan meski Manaf menilai kesadaran masyarakat sudah cukup baik. Masyarakat sudah mau melapor setiap kali ada gigitan yang diduga dari hewan penular rabies.
Laporan yang disampaikan itu melalui website, atau disebut Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (Isikhnas). Laporan itu langsung terintegrasi untuk melakukan penanganan terhadap kasus gigitan hewan penularan rabies.
âBegitu ada laporan maka akan ada pengarahan, misalnya melakukan observasi pada hewan yang menggigit,â imbuh Manaf.
Observasi itu merupakan tahap awal guna mengetahui apakah hewan tersebut mengidap rabies atau tidak. Jika sebelum masa observasi berakhir (14 hari), hewan penggigit tersebut mati maka akan dilanjutkan pemeriksaan otak di laboratorium guna memastikan ketepatan pemeriksaan di awal.
Pelaporan melalui Isikhnas itu dianggap sebagai cara cepat untuk menangani kasus ini. Sebab secara nasional (Indonesia) ditargetkan bebas kasus rabies di tahun 2020.
âHarapannya bisa mengendalikan rabies untuk mengejar target bebas rabies dan kunci semuanya adalah di vaksinasi,â pungkasnya.
(dno)
Berita Lainnya
-
Inspiratif! Pasangan Ini Sukses Turunkan Berat Badan hingga 168 Kilogram
-
Ini Rahasia Meghan Markle Miliki Tubuh Ramping dan Wajah Tirus
-
Stres saat Hamil Menghambat Pertumbuhan Bayi, Suami Bisa Lakukan Ini untuk Ringankan Beban Ibu
-
5 Sumber Pangan Afrosidiak untuk Mencegah Pria Impoten, Paling Mudah Jus Delima
-
Zat Imun yang Terkandung pada ASI Tak Bisa Digantikan Susu Formula
-
Warga Depok Mengeluh Kesulitan Dapatkan Imunisasi Difteri
-
Bahaya! Komplikasi Difteri Bisa Rusak Otot Jantung
-
Perawatan Paliatif Minimalisir Rasa Sakit Pasien hingga Ajal Menjemput
Berita Terkait
Hewan di Indonesia- Menyedihkan, Lumba-Lumba Ini Dipaksa Lompati Api
- Kucing Ini Keliling Dunia
- Dihargai Mahal, Orangutan Jadi Korban
Tidak ada komentar