Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan
KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisa…
Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan
KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.
SEMARANG, KOMPAS.com - Pasar Papringan atau pasar di tengah kebun bambu kembali kembali diburu wisatawan. Tak hanya warga dari Kabupaten Temanggung saja yang memburu, namun warga luar daerah sengaja datang melihat pasar unik itu.
Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu , Kabupaten Temanggung. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.
KompasTravel ikut memburu pasar yang dibuka tiap dua minggu sekali itu pada pertengahan November 2017 ini. Perjalanan menggunakan bus dari Semarang ternyata hanya sampai di kantor balai desa setempat.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Mulai dari situ, perjalanan masih harus berjalan kaki sekitar 1 km atau menggunakan jasa ojek warga setempat. Jangan sungkan untuk berjalan kaki karena jalur menuju lokasi sudah baik di tengah hamparan sawah.
(Baca juga : 6 Hid angan Legendaris Solo di Pasar Gede)
Lokasi Pasar Papringan juga tidak jauh berbeda dengan yang dulu dibuka di Desa Caruban Kecamatan Kandangan. Lokasi baru ternyata lebih luas, dan lebih menampung lebih banyak kreativitas.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Tempat baca untuk anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Pasar Papringan di lokasi baru tidak saja memperdagangkan kuliner, namun dilengkapi dengan ruang baca dan bermain bagi anak. Aneka makanan, minuman tempo dulu juga disediakan.
Sejumlah kerajinan dari bambu juga ada, baik untuk permainan anak-anak juga ada. Waha na mainan seperi egrang, ayunan, dan permainan lain disediakan. Setidaknya lokasi kuliner, jajanan itu dibagi-bagi dengan begitu apik.
(Baca juga : Dumbek, Makanan Tradisional Rembang yang Dibungkus Daun Lontar)
Sejumlah makanan masa lalu, atau bahkan yang mulai langka diperjualbelikan seperti Gono Jagung, kupat tahu, gudheg, gablog Pecel, pepes, sego gono. Sego kuning, gorengan, godoghan, susuk kedele, wedang tape, jajan Deso, dawet ayu, sop buah.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Ada juga Lento-lento kocomoto, ketan cambah corak, tiwul iris iwel-iwil, kemplang, ndas borok, langgeng, gemblung gurih, gemblong klomot, bajingan kimpul, bajingan singkong,
dawet anget, jenang, combro, srowol, jadah bakar, yangko, rondo kenul, sawut nanas, dan jenang lot.
Sejumlah makanan khas pedesaan disajikan, antara lain soto ayam kampung, lesah ayam, sego jagung kuning, rujak lutis Lotek, gule ayam kampung, sego abang, bubur kampung, gule ayam kampung, dan lontong mangut.
Masih banyak aneka makanan lain yang dapat dinikmati. Semua yang diperjualbelikan di pasar murni hasil kreasi warga sekitar.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah peloso k desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Namun sebelum makan, Anda harus menukar uang dengan uang koin dari bambu. Satu uang koin bambu setara dengan Rp 2.000. Uang bambu itu kemudian ditukar alat transaksi jual beli.
Founder Pasar Papringan, Singgih Susilo Kartono mengungkapkan Pasar Papringan sengaja ditaruh di desa, agar orang mulai kembali pada desa.
Lokasi berjualan pun didesain berada di bawah pohon bambu. Suasana rindangnya pohon bambu menyelimuti perjalanan siang itu.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan."Tempat ini dulunya bek as tempat sampah. Kami sulap dijadikan lahan berkaya kami," kata Singgih.
Dalam menyulap tempat sampah itu, Singgih bersama pemuda desa, Komunitas Mata Air membangun dengan amat kreatif. Tentunya penggunaan lokasi itu seizin pemerintah desa setempat.
"Kami juga lengkapi dengan aneka permainan anak, ada perpustakaan mata air, ada juga bilik menyusui," katanya.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Taman Baca di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Lokasi Pasar Papringan sendiri didesain oleh seorang pria dari Thailand. Butuh waktu lama untuk menyelesaikan desain itu.
Di tengah pasar, ada la mbang angka 8. Lambang itu, sambung dia, diartikan lambang keberuntungan, karena jalur lintasan tidak pernah berhenti.
"Ide dari tempat sampah ini kami harap dapat menyebar ke tempat lain. Gagasan ini terlaksana berkat sinergi dan kolaborasi," tambahnya.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Permainan anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.
Berita Terkait
Menikmati Teh Tradisional Kemuning yang Tembus Pasar Mancanegara
Ke Malang Tempo Doeloe, Pengunjung Wajib Kenakan Pakaian Tradisional
Serunya Mahampar Wadai, Festival Kue Tradisional Kotawaringin
Terkini Lainnya
Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan
Travel Story 01/12/2017, 10:06 WIB
Menpar Prediksi Target Kunjungan Wisman Tahun 2017 Tidak Tercapai
News 01/12/2017, 09:11 WIB
Menikmati Pesona Natural Tasmania
Travel Story 01/12/2017, 08:01 WIB
Kemenpar Ingin Promosikan Wisata Religi Makam Sunan Giri
News 01/12/2017, 07:15 WIB
15 Desember, Air Timor Buka Rute Penerbangan Dili-Kupang
News 01/12/2017, 06:31 WIB
Menpar: Bali Kehilangan Devisa hingga Rp 250 Miliar Per Hari
News 30/11/2017, 22:04 WIB
3 Alasan Menpar Sebut Sail Sabang Event Terbesar di Indonesia
News 30/11/2017, 21:09 WIB
Pemandu Gunung di Indonesia Menuju Standar Internasional
News 30/11/2017, 20:05 WIB
Bandara Lombok Ditutup, 72 Penerbangan Dibatalkan
News 30/11/2017, 19:08 WIB
10 Fakta di Balik Sosok Bondan Winarno
News 30/11/2017, 18:09 WIB
Pesona Danau Geneva yang Dibicarakan Menteri Susi
Travel Story 30/11/2017, 17:04 WIB
Mencari Keris Madura, Datanglah ke Aeng Tong Tong...
Travel Story 30/11/2017, 16:10 WIB
Tak Cuma Kasino yang Ada di Las Vegas
Travel Story 30/11/2017, 15:01 WIB
Banjir di Goa Jomblang Surut, Besok Wisata Dibuka Kembali
News 30/11/2017, 14:06 WIB
Yogyakarta Cuaca Ekstrem, Wisatawan Diimbau untuk Berhati-hati
News 30/11/2017, 13:06 WIB Load MoreSumber:
Google News |
Warta 24 Temanggung
Tidak ada komentar